Selasa, 31 Agustus 2010

Pesta Lomban 2010


Puncak peryaan lomban tahun ini dilaksanakan pada Sabtu, 18 September 2010.
Pusat perayaan di TPI Ujungbatu dan OW Pantai Kartini Jepara. Seperti biasa, kegiatan diawali pada Jum'at siang ( 17 September 2010 ) dengan ziarah ke makam seorang tokoh legendaris asal Melayu yang dianggap mempunyai peran penting bagi perkembangan kehidupan nelayan Jepara, Encik Lanang dan makam Mbah Ronggo yang merupakan sesepuh Masyarakat Ujungbatu. Menjelang magrib, dilakukan pemotongan kerbau dilanjutkan upacara selamatan selepas isya dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk bertempat di TPI Ujungbatu. Sabtu pagi



Rabu, 11 Agustus 2010

Kunjungan Komunitas VW (Volkswagen) di Benteng Portugis




Dalam rangka ulang tahun kemerdekaan RI ke 65,komunitas VW (Volkswagen) se Jawa Tengah mengadakan kunjungan ke Kabupaten Jepara khususnya di Benteng Portugis.
Peserta berjumlah 600 orang dengan jumlah 150 mobil VW.
Rombongan tiba di Jepara pada hari Sabtu, 7 Agustus 2010 di pantai Bandengan untuk melihat keindahan pasir putih, kemudian paginya dilanjutkan perjalanan menuju ke Benteng portugis.
Acara dibuka oleh Bapak Bupati Jepara Drs.Hendro martojo,MM dan didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jepara Khaeron syariefudin,SH, M.si

Senin, 02 Agustus 2010

Alamat Dinas/Instansi Kab Jepara


No

NAMA DINAS

ALAMAT DINAS

NO TELEPON

1

Sekretariat Daerah

Jl.Kartini NO. 1 Jepara

0291 591492

2

Sekretariat DPRD

Jl.Pemuda NO. 106 Jepara

0291 591103

3

Dinas Perhubungan

Jl.Jend Hugeng Imam Santoso NO. 1 Jepara

0291 591237

4

Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral

Jl.Kartini NO. 27 Jepara

0291 591032

5

Dinas Pertanian dan Peternakan

Jl.Mangunsarkoro NO.3 Jepara

0291 594403

6

Dinas Kesehatan

Jl.Kartini NO. 44 Jepara

0291 593983, 591427

7

Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga

Jl.Buto Putih Demaan Jepara

0291 591238

8

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Jl.Ratu Kalinyamatan NO.7 Jepara

0291 591211

9

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jl.AR Hakim NO. 51 Jepara

0291 591219

10

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Jl.Kartini NO. 5 Jepara

0291 591040

11

Dinas Kelautan dan Perikanan

Jl.RMP Sosrokartono NO.2 Jepara

0291 591340

12

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Jl.Kimangun Sarkoro No.37 Jepara

0291 591051

13

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Jl.Kimangun Sarkoro

0291 591238

14

Dinas Koperasi UMKM dan Pengelolaan Pasar

Jl.Pemuda NO. 37 Jepara

0291 598334

15

Dinas Pendapatan Daerah

Jl.Hos.Cokro Aminoto

0291 591086

16

Dinas Perumahan Tata Ruang Dan Kebersihan

Jl.H.Sidiq Harun Kelurahan Ujungbatu Jepara

0291 593982

17

BAPPEDA

Jl. Patimura NO.4 Jepara

0291 592995

18

INSPEKTORAT

Jl.Kartini NO. 1 Jepara

0291 591492

19

Badan Kepegawaian Daerah

Jl.Kartini NO. 1 Jepara

0291 591492

20

Bakesbangpolinmas

Jl.Ratu Kalinyamatan NO.7 Demaan Jepara

0291 591115

21

Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB

Jl. Shima No.1 A

0291 591157

22

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Jl.Kartini NO. 1 Jepara

0291 591492

23

Badan Lingkungan Hidup

Jl.Mangunsarkoro NO.38Jepara

0291 598039

24

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Jl.Kartini NO. 1 Jepara

0291 595193

25

Kantor Arsip Daerah

Jl.Ratu Kalinyamatan

0291 592039

26

Kantor Ketahanan Pangan

Jl.Jepara-Ngabul km.8

0291 593122


Minggu, 01 Agustus 2010

GEOGRAFIS

  • Luas wilayah : 1.004,16 km²
  • Jumlah penduduk: 1.107.973 orang (2009)
Perempuan: 550.397
Laki-Laki: 557.576

  • Jarak ke Ibukota Provinsi (km) :70 km
  • Dasar hukum : UU No. 13/1950
  • Batas Wilayah:
Arah Timur : Kudus(35 km)
Arah Barat : Laut Jawa
Arah utara : Laut Jawa
Arah selatan : Demak(45 km)

ARTI LAMBANG DAERAH


LAMBANG DAERAH Kabupaten Jepara berbentuk PERISAI BERSUDUT LIMA, dan berisi lukisan :

Nama Daerah “Jepara” ditulis dengan huruf latin (Romawi), berwarna merah diatas dasar putih.


LANGIT berwarna biru muda

GUNUNG berwarna biru tua

BINTANG bersudut lima warna kuning emas

MENARA berwarna putih

POHON BERINGIN warna hijau bersulur empat dan berakar lima

UKIR-UKIRAN relung motif Jepara asli berwarna coklat

SEBULIR PADI berbiji 17 berwarna kuning

SETANGKAI RANTING dengan 8 buah KAPOK yang sedang merekah berkulit coklat dan isi putih.

BUNGA MELATI berwarna putih diikat dengan pita merah.

TANAH DATARAN berwarna hijau muda

LAUT berwarna biru dan bergelombang biru muda



MAKNA BENTUK DAN MOTIF-MOTIF DALAM LAMBANG


PERISAI BERSUDUT LIMA, melambangkan perjuangan dan perlindungan.

GUNUNG, melambangkan kesentausaan serta ketenangan dan merupakan salah satu sumber kesuburan

BINTANG BERSUDUT LIMA, melambangkan kepercayaan kepada Tuhan YME sesuai dengan sila I dari Pancasila.

MENARA, melambangkan sebagian besar penduduk Kabupaten Jepara yang memeluk agama Islam.

POHON BERINGIN, melambangkan pengayoman dan persatuan sedangkan sulur 4 dan akar 5 mengandung arti angka tahun 45.

UKIR-UKIRAN RELUNG MOTIF JEPARA ASLI, melambangkan hasil seni kerajinan yang spesifik, penuh kreasi dan terkenal sampai keluar negeri.

PADI, melambangkan kemakmuran dalam bidang pangan, berbiji 17 mengandung arti angka tanggal 17.

KAPOK, melambangkan produksi daerah yang terkenal tinggi kwalitasnya dipasaran dunia, sedangkan jumlah 8 buah angka bulan ke 8.

Perpaduan antara butir PADI BERBIJI 17, KAPOK 8 buah dan SULUR 4 serta AKAR 5, merupakan rangkaian angka-angka yang mewujutkan saat yang bersejarah hari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

BUNGA MELATI, diikat dengan pita merah melambangkan perjuangan dan kemajuan wanita serta menunjukkan tempat kelahiran Pahlawan Nasional RA Kartini.

TANAH DATAR, melambangkan kesuburan daerah, merupakan potensi pertanian dan perkebunan untuk kemakmuran.

LAUT, melambangkan kebebasan , mengandung kekayaan alam yang melimpah ruah sebagai sumber mata pencaharian utama bagi para nelayan.

Perpaduan antara LANGIT, GUNUNG, TANAH DATARAN dan LAUT, menggambarkan kekayaan alam di daerah sebagai sumber kehidupan dan penghidupan rakyat.

Asal Nama JEPARA



Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M) mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas. Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan / Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin (suami). Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579),Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak. Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai “RAINHA DE JEPARA' SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai "“QUILIMO”.Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.